CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

Semangat Pagi

Sahabat, gimana kabarnya saat ini? oia, saya ingin mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1434 H mohon maaf lahir bathin. posting ini dibuat tepat hari raya lebaran 8 agustus 2013.

Hari raya idul fitri tahun ini tidak saya rayakan bareng keluarga di Bandung, tapi saya tetap dirumah Balikpapan. kondisi cuaca hujan jadi tidak bisa pergi bersilturahmi ke tempat teman. untuk mengisi waktu luang, saya pakai untuk menuliskan ringkasan mengenai buku Chairul Tanjung si Anak Singkong yang baru selesai saya baca H-1 sebelum lebaran.

Pendahuluan

Chairul Tanjung

Sahabat, siapa yang tidak kenal dengan tokoh pengusaha yang satu ini, Chairul Tanjung atau kerap dipanggil CT. orang terkaya ke-3 di Indonesia versi majalah forbes tahun 2011 ini dikenal sebagai pengusaha bertangan dingin, atau apapun jenis usaha, kegiatan yang ditanganinya selalu mendulang kesuskesan di bidang masing masing.

Masa Kuliah

CT lahir di Jakarta 1962 (51 tahun), berasal dari keluarga bisa dari pinggiran kota di jakarta. sarjana lulusan kedokteran gigi Universitas Indonesia Ini mengawali karirnya benar benar dari bawah (nol). CT dapat masuk ke UI berkat sang ibu yang menjual kain halus punya ibunya tanpa sepengetahuan CT sebesar tujuh puluh lima ribu rupiah pada tahun 1980.

Dikampusnya CT dikenal sebagai aktivis kampus yang selalu menjadi leader disetiap ada kegiatan kampus, sehingga dia mendapat gelas mahasiswa teladan nasional tahun 1984 - 1985.  ketika masuk kuliah CT bertekad untuk membiayai uang sekolahnya sendiri. usaha awalnya mulai dari kurir untuk memfotokopi buku-buku punya temanya. jadi setiap ada buku yang harus difotokopi CT lah yang mengkolek punya teman-temanya, CT punya keuntungan dari sana. seiring seringnya memfotokopi dengan ajrak yang tidak dekat, akhirnya CT kerjasama dengan salah satu pengusaha fotokopi untuk menyimpan mesin fotokopinya di kampus. dan inilah awal mula usahanya itu.

CT terkenal sangat luwes dalam bergaul, semua kalangan dapat CT masuki dengan mudah (soft skill). didikan orang tua yang sangat tegas menjadikan CT menjadi pribadi yang tangguh, pekerja keras, berintegritas serta jujur. Visi hidup dari seorang CT yaitu menjadi orang yang bermanfaat untuk agama, keluarga, bangsa dan masyarakat. beberapa usaha yang CT rintis ketika kuliah mulai dari usaha fotokopi, supplier alat-alat kedokteran dan lain lain. dan semua usahanya tersebut tidak semua mendulang kesuksesa.

Pertemuan dengan Anita (istrinya)

Lulus kuliah FKG UI pada tahun 1987, sedangkan istrinya Anita Ratnasari baru masuk kuliah. pertemuan antara CT dan istrinya terjadi beberapa tahun setelah lulus kuliah, ketika CT sedang bertemu client di salah satu restorang dijakarta. waktu itu anita bersama teman-temanya. anita pun menyapa CT dengan panggilan dok, anita menganggap kalau CT adalah dosen FKG UI (salah anggap ni). setelah kenalan pertama kalinya, mereka pun sering ketemu diacara yang sama. akhirnya CT dan Anita menikah pada tahun 1994. 

CT dalam keluarga

CT bersama istri dan kedua anaknya di Trans Studio makasar

Dengan kesibukanya yang luar biasa CT selalu menyempatkan waktu untuk berbicang dengan istrinya, mendiskusikan beberapa hal yang CT lakukan. Bagi CT Anita adalah seorang istri dan ibu yang dari anak-anaknya yang sangat luar biasa, yang sangat mengerti bahkan membantu dirinya dalam mencapai kesuksesan hingga saat ini. Kebahagiaan keluarga adalah prioritasnya, bagaimana bisa orang berhasil di karir jika untuk urusan keluarga saja tidak bisa. maka CT menganggap bahwa kebahagiaan keluargalah pondasinya. bahkan ketika anak pertamanya lahir yang bernama Putri Indahsari, CT memandikan dan memakaikan popok sendiri.

Kegiatan Sosial

Sesuai dengan visinya, CT selalu melakukan kegiatan kegiatan sosial yang rutin mulai dari menyantuni anak yatim, membuat sekolah gratis dengan standar international sampai membuat yayasan yang dinaman RAM (Rumah Anak Madani) di Medan yang sekarang dikelola istrinya Anita. Ketika indonesia diberikan cobaan oleh Allah SWT melalui sunami di Aceh, CT langsung membentuk tim untuk memberikan bantuan kepada koraban sunami. Baginya hidup itu harus bermanfaat untuk orang lain. 

Ketika krisis moneter tahun 1998 CT membuat program bernama We Care Indonsesia. Program ini bertujuan untuk mengajak warga indoensia yang mampu untuk membantu saudaranya yang terkena krisis. acarapun digelar secara megah ditayangkan 5 stasiun TV sekaligus dan dihadiri presdein waktu itu BJ habibie. proses donasi berlangsung secara online by phone. jadi tidak ada kecurangan sama sekali.dan selesai dengan sangat sukses (kala itu CT belum mempunyai bisnis dibidang pertelivisian)

 

Jatuh Bangun Bisnis CT ( pabrik sepatu yang berakhir jadi pabrik sandal )

Pada tahun 1987 CT mendapatkan tender sebagai kontraktor dalam pembangunan pabrik sumpit dengan ukuran 800 meter persegi. tidak ada agreement tertulis pada saat itu hanya Gentlement's agreement. CT tidak diberikan uang muka dalam pembangunan pabrik tersebut. bermodalkan uang dari tabungan hasil usahanya selama berbisnis fotkopi dan alat alat kedokteran. Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang meski proses panjang telah direntang. baru selesai setengah jalan dalam pembangunan pabrik tersebut ternyata pemilik pabrik sumpit itu menyatakan bangkrut. CT berkeluh kesah dalam hati, TUHAN bagaimana ini? seluruh uang saya tertanam dipembangunan pabrik ini termasuk mobil sedan honda accord yang sudah dia jual sebagai modal. Dan akhirnya CT pun kembali naik angkutan kota untuk transportasinya.

Beberapa saat setelah kejadian itu, CT membuat tawaran untuk merenovasi pabrik sepatu (kasogi). CT pun menyanggupinya. CT kerja keras lebih dari 20 jam setiap harinya agar renovasi cepat selesai. selama proses renovasi pabrik tersebut, CT berkesempatan berkenalan dengan Mr. Michael Chiam seorang techbnical assisstant berkebangsaan singapura. Disana CT dan Mr Michael berbincang-bincang. Mr Michael melihat potensi yang luar biasa pada diri CT. dan Mr. Michael pun menyarankan CT untuk membuat pabrik sepatu.

CT pun berpikir dan menjawab dari mana mendapatkan modal untuk buka pabrik sepatu, berapa modal untuk membuat pabrik sepatu. Mr Michael mengkalkulasikan dan memberikan secarik kertas bertuliskan 150 juta rupiah. Idepun kembali datang diotaknya, yang terpikirkan saat itu adalah pabrik sumpit yang setengah jadi itu. akhirnya CT menghubungi pemilik pabrik itu dan si pemilik pabrik berbaik hati memberikan pabrik setengah jadi itu. masuk akal karena biaya pembangunan adalah murni uang dari CT. 

CT menghubungi dua orang temanya untuk bekerja sama tanam modal untuk bisnis sepatu ini. akhirnya terkumpulah uang 100 juta dari ketiga pemegang saham ini. setelah uang terkumpul, uang langsung digunakan untuk menyelesaikan pabrik setengah jadi itu. dan setelah pabrik jadi uang sudah habis tanpa ada isi pabrik ataupun furniture.

Tahun 1987 adalah awal pertama CT membuat PT bersama dua orang rekanya itu. Dalam tekad besar akhirnya Allah SWT membuka jalan. ketika itu Bank Exim sedang memiliki program Kredit Investasi Kecil dengan suku bunga 14 persen. CT pun memberanikan diri meminjam sebesar 150 juta untuk modal pabrik sepatunya itu.Uang 150 cair CT langsung belanja semua keperluan produksi. CT memulai memasarkan design sepatunya ke eropa dan amerika berkat kenalan Mr. Michael tadi. tiga bulan berlalu tanpa ada pesanan sama sekali.

Pucuk dicinta ulampun tiba, pesanan akhirnya datang juga tapi bukan sepatu yang dipesan malah sandal pantai sebanyak 12000 pieces untuk pasar eropa. dengan penuh semangat CT menyelesaikan pesanan tepat waktu dalam 2 kali pengiriman. dan konsumen pun sangat senang dengan kualitas dan ketepatan yang CT dan team berikan. pesanan kedua pun datang dengan jumlah 240 ribu pasang. wooooow. pabrikpun berkembang dari satu pabrik, dua tiga dan empat pabrik. dan pada tahun 1994 CT memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis sandalnya itu, karena CT ingin berdiri sendiri dengan usaha yang lain.

Bagi CT, Ibu adalah segalanya

Surga ada ditelapak kaki ibu,  CT sungguh percaya dengan ungkapan ini. bahkan kalau kita benar benar berbakti kepada ibu dengan sepenuh hati dan ikhlas, maka surga juga akan digapai di dunia. itu saya CT alami sendiri. Dulu sewaktu kuliah di UI,   CT memang sudah tidak terlalu meminta apapun kepada orang tua. Namun ketika tahun 1995, Ibu CT meminta untuk pergi naik haji. CT pun bingung sendiri. Akhirnya CT pun menemani ibunya naik haji.

Cepat dan Pasti

Tahun ke tahun bisnis CT pun kian berkembang pesat mulai dari perusahaan multifinance, kontraktor real estate dan pembangunan Bandung Super Mall. 

Pada akhirnya, ada sebuah bank yang sedang sakit dan oleh bank BI ditawarkan kepada CT. CT pun membeli bank tersebut dengan modal 100 persen dari Bank Indonesia. yang sekarang dinamakan bank Mega.

Setelah itu, CT melebarkan sayapnya ke bisnis TV yaitu Trans TV dan Trans 7. pada tahun 2008 Trans TV memenangkan kompetisi sebagai TV terfavourite. CT berfikir bahwa semua yang dia lakukan harus total dan tetap bermanfaat orang banyak. dan yang paling utama harus untung. karena dari keuntuangan itulah dapat memberikan manfaat untuk orang lain. dan dibuat pula bisnis hiburan di Bandung dan di Makasar yang kita sering dengar dengan nama Trans Studio. Tahun 2010 CT berhasil membeli saham Carefour Indonesia dengan kepemilikan saham 40 persen. senilai 3.5 Triliun yang modalnya CT dapat dari pinjaman beberapa bank.

Sampai tahun 2010 CT corp ( nama holding beberapa perusahaan CT ) sudah memperkerjakan sekitar 75000 orang dan pada 2015 CT meyakini akan bertambah menjadi  150.000 orang.

Sahabat jika di Negara kita ada 1000 orang saja yang seperti CT (bukan hal yang mustahil) maka akan terserap tenaga kerja handal sekitar 150 juta karyawan. dan angka pengangguran sangat kecil.

Setelah saya selesai membaca buku ini, saya berfikir.. tidak ada ada yang tidak mungkin. kegagalan pasti ada. tapi kita harus percaya bahwa selalu ada jalan bagi setiap masalah. janganlah beruputus asa dari rahmat Allah SWT

Sahabat, Yuk kita tekadkan untuk selalu lebih baik, lebih kaya dalam segala hal dengan tujuan memberikan manfaat untuk orang banyak

Salam

RIki Son

Sumber : Buku, Chairul Tannjung Si Anak Singkong